NARASI.ID — Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Thomas Americo, menegaskan pentingnya tanggung jawab konkret para kepala sekolah SMA dan SMK dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu langkah nyata yang ditekankan adalah melalui penguatan budaya literasi di lingkungan sekolah.
Pernyataan ini disampaikan Thomas saat membuka acara Pembinaan dan Sosialisasi Literasi Sekolah di SMAN 1 Terbanggi Besar, Lampung Tengah, Selasa, 27 Mei 2025, yang dihadiri para kepala sekolah, wakil kesiswaan, dan guru Bahasa Indonesia dari 53 sekolah se-Lampung Tengah dan Tulang Bawang Barat.
“Kemampuan berpikir kritis siswa bisa dibentuk lewat literasi. Ini bukan teori semata, tapi harus diimplementasikan nyata melalui kegiatan OSIS, karya tulis, dan budaya baca,” tegas Thomas.
Literasi sebagai Kunci SDM Unggul
Menurutnya, peningkatan literasi harus dimulai dari ruang kelas hingga aktivitas ekstrakurikuler. Ia mendorong para guru dan pembina OSIS untuk menjadi navigator minat baca dan produktivitas siswa dalam menghasilkan karya tulis, yang nantinya bisa dikompetisikan di tingkat Provinsi Lampung.
“Kepala sekolah harus berani membuat terobosan dan menjadi penggerak utama lahirnya SDM berkualitas melalui literasi,” tambahnya.
Apresiasi Pengelolaan PIP Terbaik Nasional
Dalam kesempatan itu, Thomas juga memberikan apresiasi atas kolaborasi para kepala sekolah, tenaga administrasi, dan staf yang turut membawa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung meraih Juara 1 Nasional dalam Pengelolaan Program Indonesia Pintar (PIP).
“Validasi data yang rapi, penyaluran yang tepat sasaran, dan transparansi menjadi kunci keberhasilan kita. Ini buah dari kerja kolektif yang patut dibanggakan,” jelasnya.
Lampung Tengah Siap Jadi Motor Literasi
Ketua MKKS SMA Lampung Tengah sekaligus Kepala SMAN 1 Terbanggi Besar, Nyoman Suarmo, menyambut positif program literasi tersebut. Ia menyebut dua sekolah unggulan—SMAN 1 Terbanggi Besar dan SMAN 1 Kotagajah—siap menjadi pilot project penggerak literasi di Lampung Tengah.
“Literasi ini akan jadi ruang kreatif siswa mengekspresikan ide, bakat, dan daya pikir kritisnya. Kami siap menjadi mesin penggerak untuk sekolah lainnya,” ujar Nyoman.***
