Narasi24.id, Ketapang – SDN 1 Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan unggulkan bidang seni, khususnya tari dan gamolan Lampung. Menurut Kepala SDN 1 Ketapang Asidi S.Pd, dalam kepemimpinannya ada beberapa kegiatan khususnya di bidang seni budaya tari dan gamolan Lampung yang selalu tampil baik di acara tingkat kecamatan.
“Seperti misalnya saat acara Musrenbangcam yang dilaksanakan di Desa Lebungnala yang dihadiri langsung oleh Bupati Lampung Selatan juga ditampilkan. Alhamdulillah Pak Camat Ketapang saat melihat pertunjukan siswa sangat senang, karena apa yang diharapkan bisa terlaksana dengan baik dan sukses,” paparnya, Selasa (7/2/2023).
Namun ia berharap khusus untuk kesenian ini bisa memiliki kostum sendiri, seperti untuk tari sembah. Karena selama ini mereka dapat dari pinjam atau sewa. Lebih lanjut Asidi mengatakan, ia akan bekerja keras untuk memajukan sekolah yang ia pimpin saat ini.
“Apalagi sekarang ini kami sedang mengikuti lomba Sekolah Sehat tingkat Nasional, dan kini sudah masuk ke peringkat 4, mudah-mudahan bisa mewakili Provinsi Lampung,” ungkapnya lagi.
Sekolah ini juga setiap tahun rutin melaksanakan lomba sertifikasi perkalian dari kelas IV dan kelas V. Asidi juga menambahkan, sekolah menggalakkan ekstrakulikuler khususnya pramuka. Karena pramuka sangat penting membentuk etika, moral dan kedisiplinan para siswa.
“Jadi para siswa diajarkan untuk patuh dan menghormati terhadap guru, orang tua, dan saling menyayangi sesama. Juga setiap pagi sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar diwajibkan untuk mengikuti shalat Dhuha yang dilaksanakan di mushala sekolah,” katanya lagi.
Harapan Asidi, kedepan sekolah bisa menambah ruangan. Misalnya untuk ruangan khusus seni dan dan beberapa lokal kelas, karena ruangan kantor dan ruang guru sendiri menggunakan ruang kelas. Saat ini SDN 1 Ketapang memiliki siswa sejumlah 327 orang dan target tahun ajaran baru bisa mencapai 400 siswa.
“Sekolah Dasar jika tidak memiliki inovasi akan kalah ketinggalan dengan sekolah-sekolah lainnya, aka harus diisi dengan banyak kegiatan. Selain itu juga dengan kurikulum merdeka ini murid-murid memang dituntut untuk belajar dan bermain,” .
Lalu untuk mengantisipasi banyaknya isu penculikan anak, sekolah membuat WhatsApp Grup dengan wali murid. Selain itu juga memberikan edukasi ke murid-murid untuk tidak mudah menerima barang atau makanan atau diajak orang tidak dikenal.
“Wali murid juga diimbau untuk mengantar jemput anaknya masing-masing, terutama yang rumahnya jauh. Pihak sekolah juga tidak memperbolehkan murid keluar saat jam sekolah,” pungkasnya. (CR)