Pemprov Lampung Siap Kembangkan Industri Pengolahan yang Inklusif

Ilustrasi - Petani tengah menjemur biji kopi robusta asal Lampung Barat yang merupakan salah satu komoditas unggulan asal Lampung. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi

Bandarlampung, Narasi.id–Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung berupaya mengembangkan industri pengolahan yang inklusif agar berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

“Dengan kepemimpinan gubernur dan wakil gubernur selama periode 2025-2030 tentu ada banyak hal yang dituju, di antaranya dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung Mulyadi Irsan, Sabtu (8/3/2025).

Ia mengatakan, pengembangan industri pengolahan yang inklusif menjadi salah satu hal yang akan dilakukan, agar pertumbuhan ekonomi bisa lebih adil dan merata.

“Industri pengolahan yang inklusif ini harus dilakukan masif, jadi petani tidak hanya melakukan jual beli komoditas mentah. Tetapi petani harus bisa mengolah jadi dapat nilai tambah penghasilan dari pengolahan komoditas, dan ketika meningkat maka PDRB akan bertambah,” katanya.

Mulyadi mengatakan, petani pun nantinya akan dibekali cara melakukan hilirisasi komoditas, dan meningkatkan inovasi baru dalam pengolahan, sehingga petani tidak hanya panen tapi sudah belajar meningkatkan nilai tambah produk.

“Lalu saat sudah bisa menghasilkan produk dengan nilai tambah, bisa dikolaborasikan dengan sektor jasa melalui pariwisata. Sebab pariwisata memiliki dampak ganda untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari pengeluaran dan belanja wisatawan,” ujarnya.

Ia mengatakan, industri pengolahan yang inklusif pun bisa menciptakan lapangan kerja yang layak serta luas, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat.

“Dengan adanya industri pengolahan yang inklusif juga makin meningkatkan daya saing produk IKM ataupun UMKM di Lampung baik di regional, nasional bahkan internasional,” katanya.

Menurut dia, adanya langkah mewujudkan industri pengolahan yang inklusif, pemerintah daerah juga berkomitmen memberi kemudahan dalam berinvestasi. Dalam bentuk kemudahan fiskal, non fiskal, kebijakan tata ruang ramah investasi dan lingkungan, terjaminnya keamanan, tenaga kerja yang handal dan pengelolaan potensi yang ada di wilayah.

“Dan dari sisi demand selain meningkatkan kegiatan investasi, perlu juga meningkatkan ekspor, penguatan ekonomi kerakyatan, dan meningkatkan konsumsi rumah tangga agar proses pengembangan industri pengolahan yang inklusif bisa terwujud,” katanya.

Sebelumnya Lampung dikenal sebagai daerah yang memiliki beragam komoditas unggulan yang dapat diolah menjadi produk turunan dengan nilai tambah yang tinggi, seperti lada hitam yang produksinya sekira 15.036 ton di 2024, kopi robusta produksinya mencapai 141.918 ton pada 2024, kakao produksi 57.507 ton di 2020, dan gabah kering 2,73 ton di 2024, ditambah lagi dari sektor pariwisata Lampung pada 2024 mencapai 17 juta orang wisatawan yang memberi efek ganda pada pertumbuhan ekonomi daerah. (***)

(Visited 1 times, 1 visits today)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *