Bandarlampung, Narasi.id–Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung menyatakan, realisasi investasi pada 2024 di kota ini mencapai Rp 2 triliun atau 63 persen dari target Rp 3,2 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandarlampung Muhtadi Arsyad Temenggung, Minggu (16/2/2025) mengatakan, investasi di kota tersebut masih didominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai Rp 1,5 triliun.
“Sementara itu untuk investasi dari sektor Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp486,9 miliar. Sehingga total realisasi investasi di kota ini Rp2,07 triliun,” kata dia.
Menurut dia, sektor perdagangan dan jasa menjadi penyumbang investasi terbesar di 2024, di mana terdapat 4.218 jenis usaha dari sektor PMDN dan 510 jenis usaha dari sektor PMA.
“Investasi di sektor tersier masih mendominasi dengan kontribusi terbesar berasal dari gudang, transportasi, komunikasi, dan hotel. Ini menunjukkan Bandarlampung terus berkembang sebagai pusat perdagangan dan jasa. Begitu pula dengan sektor sekunder industri makanan, plastik dan karet merupakan penyumbang terbesar,” kata dia.
Muhtadi mengatakan, belum maksimalnya realisasi investasi di Kota Bandar Lampung pada 2024 disebabkan sejumlah faktor yang salah satunya ada situasi politik.
“Di 2024 memang ada situasi yang membuat investor dalam mengambil keputusan untuk investasi karena sedang tahun politik. Sehingga ini juga menjadi tidak maksimalnya investasi di kota ini, tetapi di 2025 dengan stabilnya kondisi politik kami harap investasi akan membaik kondisinya,” katanya.
Menurut dia, Pemkot Bandarlampung berkomitmen untuk terus mendukung para pelaku usaha dengan memberikan layanan terbaik.
“Kami siap memfasilitasi para investor yang ingin menanamkan modalnya. Selain memberikan pendampingan, kami juga menyediakan informasi penting seperti tata ruang dan regulasi terkait investasi,” katanya. (***)