Narasi24.id – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) sukses mengadakan even bertajuk “Sociology Edu Fair” tahun 2022. Panitia Sociology Edu Fair mengangkat tema “Introduce and Maintain Local Culture in the Modern Era”.
Berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya mengadakan even lomba yang sama, tahun ini HMJ Sosiologi mengadakan Sociology Edu Fair dengan tiga rangkaian acara, yaitu Sociology Olympic, Webinar, dan Sociology Expo.
Menurut Ketua Pelaksana Sociology Edu Fair, Febri, Olympic adalah kompetisi yang dibuat oleh panitia untuk masyarakat umum, terutama kaum muda, dalam bersaing dengan sehat satu sama lain. Dalam Sociology Olympic, terdapat dua cabang perlombaan, yaitu fotografi dan video kreatif dengan tema “Local Culture”.
“Event dilanjutkan dengan Webinar Kewirausahaan Nasional yang mengangkat tema “The Ease of Enterpreneurship in Modern Era”,” ungkap Febri dalam siaran pers tertulisnya yang diterima pada Rabu (26/10/2022).
Serta, lanjut Febri, yang terakhir ialah Sociology Expo sebagai merupakan malam puncak dari acara Sociology Edu Fair, dimana didalamnya terdapat berbagai macam penampilan yang bertemakan “Budaya Nusantara”.
“Hal ini diharapkan mampu mengenalkan kembali serta melestarikan kebudayaan lokal Indonesia, agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman,” terus Febri.
Puncak kegiatan dihelat pada Sabtu (22/10/2022). Malam puncak Sosiology Edu Fair yang bernama “Sociology Expo” berjalan dengan megah walaupun terkendala hujan. Sociology Expo menjadi malam puncak sekaligus penutup dari seluruh rangkaian acara. Malam puncak ini dilengkapi dengan penampilan dari band lokal, yakni artikata dan threekora.
“Semoga seluruh rangkaian acara mampu untuk mengembangkan serta melestarikan kebudayaan Indonesia yang sudah mulai tergerus zaman ini,” terus Febri.
Fikri Isnaini Saputra selaku Ketua Umum HMJ Sosiologi berharap, dengan kegiatan ini anak muda bisa mengimbangi arus digitalisasi yang masuk ke kehidupan sehari-hari, jangan sampai budaya turun temurun ini ditinggalkan karena perkembangan zaman.
“Budaya merupakan aset yang penting, jaga dan lestarikan jangan sampai hilang karena zaman. Saya juga berharap kegiatan ini mampu terlaksana kembali di kepengurusan selanjutnya dengan berbagai inovasi serta kemeriahan yang lebih wah,” pungkasnya. (*)