Siswa-Siswi SD N 1 Jatimulyo Dikenalkan Gamolan Lampung Melalui Ekstrakurikuler

Alat musik tradisional Lampung yaitu cetik yang bentuknya mirip gamelan dari Jawa namun bahanya berbeda.

Cetik menggunakan bambu namun gamelan menggunakan lempengan besi.

Dalam sebuah penelitian menemukan bahwa cetik lebih dahulu diciptakan dibandingkan gamolan.

Cetik (gamolan) kini mulai digemari masyarakat Lampung.

Alat musik yang terbuat dari bambu itu kini tidak saja dipelajari di sekolah-sekolah formal di Lampung, menjadi kurikulum di Sekolah Tinggi Agama Hindu, melainkan juga sudah berkembang kepada pemakaian sebagai alat musik pengiring ibadah di Pura.

Sebelum 1990, cetik hanya dikenal sebagai alat musik yang dimainkan saat upacara adat atau upacara penyambutan tamu.

Selain itu, alat musik cetik juga belum memiliki peraturan baku dalam memainkan nada-nadanya.

Sehingga generasi muda Lampung enggan belajar memainkan cetik.

Hal itu menyebabkan pemain cetik terbatas pada seniman-seniman cetik saja.

Pemain-pemain tersebut juga hanya ada di sanggar-sanggar kesenian Lampung saja.

Dewasa ini, pemakaian cetik sudah berkembang, tidak saja untuk adat atau penyambutan tamu melainkan sudah berkembang menjadi alat pengiring tarian ataupun pengiring ibadah di pura.

Faktor pendukungnya adalah kini notasi atau aturan nada memainkan cetik, sudah dituliskan sehingga memudahkan pemain pemula belajar.

Cetik sudah diikutsertakan dalam musik dengan band.

Acara sosialisasi pengenalan penggunaan alat tradisional Gamelan di SD N 1 Jati Agung, Kamis (05/09/2024) yang dihadiri Ketua K3S Jati Agung, Ely Hidayat. Acara ini merupakan pengimbasan kesekolah rayon Jatimulyo.

Saat acara sosialisasi ini, ditampilkan kemampuan siswa-siswi SD N 1 Jatimulyo memainkan alat tradisional gamolan (cetik) Lampung.

Siswa-siswi ini setiap hari Sabtu melaksanakan latihan. Pelatih gamolan (cetik) Lampung, Bapak Hasyimkan, S.Sn,MA.,Kaprodi Pendidikan musik FKIP Unila, “Ujar Dewi Krisnawati,M.Pd Kepala SD N 1 Jatimulyo.

Dewi Krisnawati,M.Pd. Kepala SD Negeri 1 Jatimulyo, mengungkapkan, “memilih alat tradisional gamolan (cetik)Lampung ini merupakan salah satu bentuk pengembangan diri anak-anak.

Upaya untuk melestarikan alat tradisional Indonesia khususnya Lampung dengan mengenalkan sejak dini sehingga tidak pudar.

Anak-anak dapat berjiwa seni, kreatif dengan bermain gamelan serta dapat bergaul dan komunikasi antar teman sebayanya.

SD N 1 Jatimulyo merupakan model role percontohan pertama ekstra kurikuler alat tradisional gamolan (cetik) Lampung.

Rencananya seluruh SD kedepannya se Provinsi Lampung melalui ekstrakurikuler gamolan (cetik) Lampung, akan dikenalkan ke siswa-siswi, ” tutup Dewi Krisnawati. (Novis).

(Visited 46 times, 1 visits today)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *