Natar, Narasi.id—Sejumlah pengendara sepeda motor dan mobil serta warga yang melintas di Jalan Sebiyai, Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan mengeluh. Jalan yang merupakan urat nadi perekonomian dan penghubung antara desa tersebut hingga saat ini rusak parah.
Kerusakan dimulai pintu masuk, tepatnya samping Jalan Soekarno-Hatta, Desa Hajimena menuju Dusun Tamansari hingga Desa Sidosari, kecamatan setempat.
Nyaris setiap lokasi, kondisi jalan selain berlubang juga sebagian aspal telah mengelupas. Kondisi terparah, di antaranya di Depan Kantor Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Lampung, depan Perumahan Puri Sejahtera (Poligon) hingga pintu perlintasan kereta api, sebelum SMP 3 dan SDN 3 Natar.
Di kawasan tersebut bukan saja dipenuhi lubang besar dan dalam juga badan jalan aspal nyaris putus sehingga menyulitkan dan membahayakan pengendara sepeda motor, terlebih jika hujan turun bukan saja penuh genenangan air tapi juga menutup pandangan akibatnya sering terjadi kecelakaan tunggal.

Menurut seorang tokoh masyarakat setempat, M. Soleh, buruknya sarana transportasi utama di daerah tersebut sudah berlangsung lama, sekira 10 tahun lalu.
“Jika ada perbaikan, hanya sebatas tambal sulam, itu pun ketika mau pemilihan kepala daerah (Pilkada), selebihnya dibiarkan begitu saja seperti yang terjadi saat ini. Kerusakan semakin meluas bahkan nyaris mencapai sekira 3 km hingga Desa Sidosari,” katanya.
Menurut seorang warga Perumahan Puri Sejahtera (Poligon), Sarwan (40), jarak Desa Hajimena hingga Desa Sidosari tidak mencapai 4 km dan anggaran yang dibutuhkan untuk rehabilitasi jalan tentu tidak sebesar jalan-jalan lain yang jaraknya mencapai 10 km.
Sementara seorang warga Kecamatan Natar, Karim (42) mengatakan, jalan rusak di kecamatan tersebut terutama penghubung antara desa bukan melulu Jalan Sebiyai tapi juga lainnya, terutama mulai belakang Pasar Natar menuju Desa Panca Sila dan lainnya.
“Memang ada sebagian yang sudah menggunakan rabat beton, tetapi tidak semua dan panjangnya juga terbatas, selebihnya badan jalan penuh lubang dan sulit dilalui kendaraan roda dua,” kata buruh bangunan itu.
Menurut warga Dusun Serbajadi II, Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar tersebut, satu-satunya jalan yang sejak dibangun pada tahun 2010, hanya Jalan Raya Desa Pemanggilan tepatnya mulai dari samping Bypass Soekarno-Hatta menuju perlintasan kereta api di Dusun Serbajadi II yang berjarak sekitar 900 meter.
Dia mengatakan, berbicara perwakilan atau anggota DPRD Kabupaten Lampung Selatan, Daerah Pemilihan (Dapil) Natar memiliki sekira delapan anggota Dewan. Namun, fungsi pengawasan seperti tidak berjalan dengan baik, padahal setiap tahun digelar Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di kecamatan dan diawali dengan musyawarah tingkat desa (musrenbangdes). (mal)