Narasi24.id – Seorang dosen muda Indonesia yang bekerja di New York, Marshella Lie, bersama dua koleganya, baru-baru ini mengadakan program pengajaran bahasa Inggris untuk anak-anak nelayan di Pulau Kei Besar, Maluku. Proyek ini bertujuan untuk memberdayakan anak-anak agar dapat memaksimalkan potensi pariwisata di pulau mereka.
Marshella, yang juga direktur Program Bahasa Indonesia di City University of New York (CUNY), menyatakan bahwa meskipun Kepulauan Kei memiliki potensi wisata yang menjanjikan, kurangnya sumber daya manusia menghambat mereka dalam mengeksplorasi potensi tersebut. “Mereka bisa mendapatkan penghasilan dan menjadi tuan rumah di pulau mereka sendiri,” ujarnya.
Di program yang dinamakan English Camp ini, Marshella tidak hanya mengajarkan bahasa Inggris, tetapi juga memberikan pembinaan kepribadian dan kreatifitas kepada anak-anak. Materi yang diajarkan meliputi penyuluhan tentang pentingnya pendidikan, rasa percaya diri, serta kegiatan menyanyi dan kerajinan tangan.
Cynthia Wiseman, salah satu dosen asal AS yang turut serta, mengungkapkan keinginannya untuk melanjutkan program ini di tahun depan. Kegiatan ini disambut baik oleh masyarakat setempat, yang menyambut kedatangan tim dengan tarian dan doa.
Marshella menghubungkan program ini dengan Angelina Vanessa, pendiri lembaga swadaya Revociety, yang berfokus pada kesehatan di Kei Besar. Vanessa menggarisbawahi pentingnya pendidikan sebagai pilar utama dalam upaya memberdayakan masyarakat, mengingat tingginya angka pengidap HIV di kalangan anak-anak di sana.
Pastor Patrisius Jeujanan, pendiri pusat belajar Santa Brigitta di Kei Besar, juga menyatakan apresiasi terhadap perhatian yang diberikan kepada anak-anak nelayan. Ia berharap anak-anak tersebut memiliki keberanian untuk berbicara dan mempromosikan kekayaan daerah mereka.
Marshella berharap agar program ini dapat berlanjut dengan dukungan pemerintah, meskipun hingga saat ini belum ada respons dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terkait proposal yang diajukan. (net)