Lampung Selatan, Narasi24.id – Kisah pilu dialami Ahyuni (50) warga dusun kawat ngangkang,Desa pardasuka kecamatan Katibung, Lampung Selatan yang memiliki empat anak yang hidup serba kekurangan dan tidak pernah tersentuh bantuan pemerintah.
Segala jenis bantuan dari Pemerintah kabupaten Lampung Selatan gencar dijalankan sejak tiga tahun terakhir ini tidak pernah ia rasakan. Padahal ia dan anak-anaknya sangat membutuhkan bantuan tersebut untuk bertahan hidup. Bahkan ia kerap kali makan nasi yang dicampur garam.
Ahyani menceritakan ia terkadang sedih melihat tetangganya dapat bantuan dari pemerintah, padahal ekonomi mereka jauh diatas Ahyani.
“Sering saya lihat tetangga dapat bantuan, sekarang juga lagi ada program bedah rumah dan saya pun hanya melihat dengan hati yang pilu dan sedih, padahal mereka punya motor, ada yang punya rumah sendiri. Kok saya yang kek gini sama sekali gak dapet,” katanya, senin, 5 Desember 2022.
Tiga tahun yang lalu ia mendapat bantuan PKH atas nama istri saya tapi setelah istri saya meninggal dunia, semenjak itu PKH bantuan itu tidak pernah keluar lagi, tidak pernah menerima bantuan kembali tanpa ada pemberitahuan.
“Saya sudah tanya ke pihak Desa waktu itu katanya, Sudah diurus lalu sampai sekarang gak dapet, disuruh sabar terus,” katanya.
Hidup dirumah reyot yang berukuran 6×5 meter tak membuatnya patah arang. Tidak mampu membeli lauk, Ahyani hanya memasak nasi yang dicampur garam maupun penyedap rasa untuk ke empat anak-anaknya.
“Ya namanya kerja serabutan mas . Gak mampu beli lauk, nasi saya campur garam,” katanya.
Kemudian, Ahyuni mengatakan rumah reyot pun baru di bongkar tidak tahu dari mana cari bahan untuk gantinya.
“Muda mudahan ada rezekinya,siapa tau ada donatur yang mau menyisihkan untuk membenahi rumah reyot saya,” ungkap dia dengan nada sedih dan berlinang air mata.(Raja)