Lampung Timur, Narasi.id–Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) menyatakan mendukung pelaksanaan Festival Way Kambas di Pusat Latihan Gajah Way Kambas, apabila Pemerintah Kabupaten Lampung Timur berencana menggelar kembali kegiatan tersebut..
“Iya, kami siap membuka diri pelaksanaan Festival Way Kambas,” kata Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas MHD Zaidi di Desa Braja Kencana, Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur, Minggu (2\2\2025).
Zaidi mengatakan itu, menyusul rencana Pemkab Lampung Timur untuk menggelar kembali Festival Way Kambas di Pusat Latihan Gajah Way Kambas.
Namun, pelaksanaannya akan berbeda dengan sebelumnya, mengingat pengelolaan wisata di Pusat Latihan Gajah Way Kambas saat ini menerapkan konsep wisata baru berbasis alam yang menekankan wisata alam berkelanjutan, ramah satwa, dan pemberdayaan masyarakat sekitar Taman Nasional Way Kambas.
“Kita akan bicarakan ulang konsep Festival Way Kambas dengan pemerintah daerah. Kita buat konsep baru,” ujarnya.
Zaidi memberikan contoh konsep wisata alam ramah satwa gajah yang dapat diusung dalam gelaran festival wisata Way Kambas adalah wisata edukasi merawat dan memandikan gajah, serta kegiatan jungle trek mini.
“Wisata jungle trek mini ini masyarakat dapat foto-foto selfie bersama gajah,” katanya.
Dalam pengelolaan kawasan konservasi Taman Nasional Way Kambas, Balai TNWK memberi ruang bagi desa-desa penyangga kawasan hutan Way Kambas untuk berpartisipasi dalam pengelolaan wisata desa yang mendukung konservasi.
“Tapi pemerintah desa, pemerintah daerah, masyarakat harus punya konsep wisata yang bersanding, terintegrasi dengan program Balai TNWK,” katanya.
Wisata Desa
Sementara itu, Kepala Desa Braja Kencana Kecamatan Braja Selebah, Heru Setiawan mendukung Festival Way Kambas karena dapat membawa manfaat ekonomis bagi warga.
Menurut dia, Braja Kencana sebagai desa penyangga hutan Way Kambas bakal memanfaatkan tanggul sungai, dan hamparan padang savana sebagai objek wisata desa. Hamparan padang savana tersebut kerap didatangi gajah-gajah liar Way Kambas.
Selain itu, warga juga dapat menyaksikan gajah liar Way Kambas yang sedang makan di padang savana dari tanggul sungai di Desa Braja Kencana.
“Konflik gajah antara manusia dengan gajah di desa kami, dapat diambil sisi positifnya yakni pemanfaatan tanggul sungai sebagai tempat wisata,” katanya.
Dukungan juga diberikan Camat Braja Selebah Mirsan Hipni yang turut mendorong empat desa penyangga hutan Way Kambas yaitu Desa Braja Yekti, Braja Harjosari, Braja Kencana dan Braja Luhur untuk mengintegrasikan wisata alam tanpa mengabaikan nilai-nilai kelestarian hutan. (***)