Ar-Raihan, Sekolah Pertama di Lampung yang Gunakan Pembelajaran Berbasis iPad

Bandar Lampung, Narasi24.id – Yayasan Ar-Raihan mulai beroperasi sejak tahun 2008, berlokasi di Jl. Purnawirawan No. 114, Kelurahan Gunung Terang, Kecamatan Langkapura, Kota Bandar Lampung.

Ar-Raihan menawarkan dua jenjang pendidikan, yaitu SMP dan SMA Islam Terpadu. Saat ini, sekolah ini memiliki sekitar 300 siswa, dengan rata-rata 25 siswa per kelas.

Sekolah ini didukung oleh 60 guru dan 80 staf pendukung. Ar-Raihan sendiri dikenal dengan nama Ar-Raihan Islamic Science School, yang berafiliasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Meskipun mengikuti kurikulum umum, muatan keagamaan seperti tahsin dan tahfidz lebih mendominasi, ungkap Ashepi, Direktur Bidang Humas dan Promosi.

Keunggulan utama Ar-Raihan terletak pada penerapan teknologi dalam proses pembelajarannya. Setiap lulusan dibekali kemampuan di bidang teknologi serta ilmu agama. Setiap siswa lulus dengan hafalan minimal dua juz Al-Qur’an. Bagi siswa yang memiliki hafalan lebih dari dua juz, mereka akan dikelompokkan dalam program takhossus. Bahkan, sekolah ini sudah memiliki satu siswa dengan hafalan 30 juz, tambah Ashepi dalam wawancaranya pada Jumat (27/09/2024).

Ar-Raihan juga pernah meraih penghargaan internasional di bidang teknologi, berupa medali emas yang diraih melalui kerja sama dengan Universitas Lampung (Unila) dan universitas di Malaysia.

Penggunaan iPad di Ar-Raihan telah diterapkan sejak tahun 2019. Teknologi ini tidak hanya memudahkan pembelajaran, tetapi juga telah diatur sedemikian rupa untuk mendukung siswa dan guru. “Di Ar-Raihan, iPad bukanlah sesuatu yang menakutkan, namun justru menjadi alat positif untuk pembelajaran,” jelas Ashepi.

Setiap siswa di Ar-Raihan diwajibkan memiliki iPad, dan sebagian besar orang tua siswa berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas. iPad siswa dikendalikan oleh sistem sekolah, di mana perangkat tersebut akan dimatikan secara otomatis dari pukul 22.00 hingga 04.00 WIB. Setelah pukul 04.00 hingga 22.00, iPad dapat dioperasikan kembali dan dibawa ke sekolah oleh siswa.

Dalam proses pembelajaran, iPad dihubungkan dengan Smart LCD Proyektor yang sudah touchscreen dan dilengkapi dengan Apple TV. Materi pelajaran juga sudah tersimpan di iPad, sehingga memudahkan guru dalam mengontrol akses belajar siswa.

Sistem ini menghilangkan masalah siswa yang lupa membawa buku atau tertinggal materi. “Dengan teknologi ini, siswa dapat belajar di mana saja tanpa batasan fisik,” lanjut Ashepi. Selain itu, siswa dilarang membawa handphone untuk menjaga fokus mereka selama proses belajar.

Orang tua juga dapat memantau anak mereka melalui iPad, menjadikan teknologi ini alat yang positif asalkan digunakan dan dikontrol dengan baik.

Proses belajar-mengajar di SMP berlangsung dari Senin hingga Jumat, pukul 08.00 hingga 16.30 WIB, sedangkan di SMA dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Pada hari Sabtu, siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Sebelum memulai pembelajaran, siswa diwajibkan melaksanakan salat duha dan tilawah bersama di masjid. Saat waktu dzuhur dan ashar tiba, siswa juga diwajibkan salat berjamaah, tutup Ashepi. (Novis & Anita)

(Visited 44 times, 1 visits today)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *