Anak-anak Resah: Satwa Hutan di Ambang Kehilangan Rumah

Lampung, (Narasi.Id) – Suasana haru dan kecemasan menyelimuti wajah puluhan anak-anak yang mengikuti edukasi “Lestarikan Keanekaragaman Hayati Lampung” pada Senin (19/8/2024). Dalam acara yang digelar di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Lampung itu, anak-anak sekolah dasar ini dihadapkan pada kenyataan pahit tentang nasib satwa-satwa hutan yang kian terancam punah.

Salah satu dari mereka, Al Ghazali, tampak tak bisa menyembunyikan rasa simpati yang mendalam saat mendengar cerita dari Dafina Veronica, seorang aktivis lingkungan sekaligus pesohor yang menjadi pembicara utama. Wajah Al Ghazali berubah tegang ketika Dafina memaparkan fakta tentang nasib tragis Orangutan, Gajah, Badak, hingga Harimau yang kini berada di ambang kepunahan akibat perburuan liar dan alih fungsi hutan.

“Kak Dafina, kenapa Orangutan terancam punah?” tanya seorang siswi dengan nada cemas. Pertanyaan polos namun penuh keprihatinan ini dijawab dengan lugas oleh Dafina. Ia menjelaskan bahwa hutan yang seharusnya menjadi rumah bagi satwa-satwa ini perlahan-lahan hilang, digantikan oleh perkebunan dan tambak. Tak hanya itu, perburuan liar juga menjadi ancaman nyata bagi kelangsungan hidup mereka.

Anak-anak yang hadir tampak terguncang ketika melihat video yang memperlihatkan perambahan hutan dan dampaknya terhadap satwa-satwa yang tak lagi memiliki tempat berlindung. Al Ghazali bahkan berbisik kepada temannya, “Kasihan ya, kalau lama-lama rumah mereka habis, nanti kita nggak bisa lihat mereka lagi.”

Rasa iba semakin mendalam ketika fakta tentang Harimau Sumatera terungkap. Jumlahnya yang kini hanya sekitar 500 ekor di alam liar membuat anak-anak seperti Al Ghazali merasa prihatin. “Aku pernah lihat harimau di Jakarta (Ragunan), tapi ya kasihan juga, rumah aslinya kan di hutan ya?” ucapnya dengan nada sedih.

Yanyan Ruchyansyah, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, menegaskan pentingnya edukasi semacam ini bagi generasi muda. “Anak-anak ini adalah harapan masa depan. Mereka perlu memahami bahwa melindungi satwa liar dan menjaga kelestarian alam adalah tanggung jawab kita semua,” kata Yanyan.

Dengan mata yang terbuka akan kenyataan pahit ini, diharapkan generasi muda seperti Al Ghazali akan tumbuh menjadi penjaga bumi yang lebih peduli, memastikan bahwa satwa-satwa yang kita cintai ini tidak hanya menjadi cerita masa lalu. (Net/Bar)

(Visited 4 times, 1 visits today)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *